Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengklaim telah mencetak 188.133 enterpreneur atau pengusaha dalam dua tahun terakhir melalui berbagai program pelatihan yang diberikan.
"Kita terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, salah satunya dengan mencetak pengusaha baru di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan wirausaha," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi di Padang, Jumat.
Ia mengatakan menciptakan 100 ribu enterpreneur adalah salah satu program unggulan Pemprov Sumbar yang dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.
"Ini sebenarnya target kerja untuk lima tahun. Namun dalam dua tahun kita sudah melewati target," katanya.
Ia merinci hingga 2022, Pemprov Sumbar telah berhasil membina sebanyak 188.133 entrepreneur diantaranya 633 digitalent, 14.902 millennial entrepreneur, 2.830 women entrepreneur, dan 153 SMK preneur.
"Kita berharap para pengusaha baru ini bisa ikut mendongkrak perekonomian daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Selain itu, kata Mahyeldi, Pemprov Sumbar juga memfasilitasi permodalan bagi 815 pelaku usaha dan izin usaha bagi 800 pelaku usaha.
Sejalan dengan program 100 ribu enterpreneur itu jumlah usaha sektor UMKM di Sumbar terjadi peningkatan secara jumlah.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), Sumbar berada di peringkat ke-8 sebagai provinsi dengan jumlah pelaku UMKM terbanyak di Indonesia. Hingga 2022 Sumbar tercatat memiliki 296.052 unit UMKM.
Peningkatan jumlah UMKM ini tak terlepas dari berbagai upaya Pemprov Sumbar. Salah satunya dalam memfasilitasi permodalan bagi pelaku UMKM. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar.
Peningkatan akses keuangan perbankan dan non perbankan bagi UMKM dan pengusaha pemula dilakukan melalui fasilitasi dan peningkatan pemahaman terkait akses pembiayaan.
Bentuk fasilitasi tersebut adalah mempertemukan kelompok UMKM dengan perbankan. Termasuk juga edukasi tentang akses keuangan melalui lembaga non perbankan seperti CSR, fintech, serta dana dari lembaga keuangan Islam,” katanya.
Bentuk fasilitasi tersebut adalah mempertemukan kelompok UMKM dengan perbankan. Termasuk juga edukasi tentang akses keuangan melalui lembaga non perbankan seperti CSR, fintech, serta dana dari lembaga keuangan Islam,” katanya.
Dari hasil fasilitasi tersebut, pada 2022, sebanyak Rp11,74 miliar dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bersumber dari lembaga perbankan, seperti BNI, BRI, Bank Nagari, Bank Mandiri, dan BSI, telah disalurkan untuk membantu para pelaku usaha dan UMKM di Sumbar.
Baca juga: Anindya Bakrie ajak pengusaha Sumbar naik kelas menjadi industriawanPewarta: Miko Elfisha
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023